Saya dan partner saya punya kebiasaan untuk menghabiskan
waktu di kedai kopi untuk sekedar duduk-duduk dan berinternetRIA dengan
jaringan wifi gratisan. Salah satu tempat yang menjadi favorite kami adalah
Starbucks, karena memang di banyak gerainya jaringan internetnya cukup bisa
diandalkan. Jadi setelah kami selesai meeting di daerah kuningan maka kami memutuskan
untuk pergi ke Starbucks di kawasan Epicentrum, tepatnya di EpiWalk. Letaknya
di sudut (HOEK) dan dengan kaca yang
super lebar, maka sangat sempurna untuk mengamati orang-orang yang sedang lalu
lalang di dalam atrium mall ini.
Pemandangan umumnya adalah orang-orang berpakain kerja yang
cukup rapih dan terlihat sangat terpelajar serta cukup banyak orang asing. nah, yang menjadi celotehan saya kali ini adalah tentang
wanita-wanita Indonesia yang menjadi pasangan “bule-bule” tersebut. Bahkan ada
beberapa yang juga berpasangan dengan orang India dan Afrika. Tidak bermaksud
rasis tetapi entah mengapa terkadang saya melihat para wanita ini seperti
terlalu dekat dengan pasangannya sehingga ia mungkin merasa bahwa ia bukan
orang Indonesia melaikan orang asing, bahkan mereka sering terlihat lebih asing
dari orang asing. banyak sekali tentu contoh yang bisa kita lihat dan tidak
hanya di tempat ini saja, bahkan di TV di mana banyak juga wanita Indonesia
yang bersuamikan orang “bule” dan saya juga mengenal beberapa teman saya yang
juga bersuamikan orang bule. Kembali yang jadi pertanyaan buat saya, mengapa
mereka terlihat lebih BULE dari pada orang bule yah. Tampang “ASLI” Indonesia
mereka terkadang terlihat sedikit mencolok dengan pakaian ala bule yang cenderung
terbuka dan dengan warna-warna yang agak membuat sakit mata. Saya jadi heran,
mengapa bule-bule ini begitu mengagumi wanita-wanita eksotis ini dan kenapa
wanita-wanita ini menjadi terlihat besar kepala yah? Jujur saya yakin tidak
semua orang setuju dengan pendapat saya, namun yah saya juga tidak memaksakan
anda untuk setuju juga sih.
Ada baiknya kita sebagai bangsa yang berbudaya dan beretika
juga tidak serta merta meninggalkan kebudayaan kita yang sudah mendarah daging
secara turun temurun. Bersikap sopan, tidak sombong, ramah, dan saling menyapa
merupakan sifat asli bangsa kita, kenapa ditinggalkan hanya agar terlihat
moderen dan kebarat-baratan yah? Konyol sih menurut saya.
Di sisi lain saya masih merasa salut dan bangga untuk
wanita-wanita Indonesia yang bersuamikan orang Indonesia atau orang asing yang
tetap menjunjung martabat sebagai wanita Indonesia yang cerdas dan berbudaya.
Kalianlah para kartini pengharum bangsa.