Senin, 22 April 2013

Autism

Emang sih, kesannya muluk2 banget dan sok sosialis.. hmm.. tapi mungkin ajah tulisan ini bisa menjadi awal sebuah pemikiran yang berujung pada sebuah konsep yang terwujud. Atau mungkin hanya akan mejadi tulisan penghias wall facebook.. hahah.. hari esok tetap menjadi misteri, kita ga akan pernah tau. 

Pertama, yuk kita kenalan sama yang namanya AUTISM atau AUTIS. Banyak banget orang menjadikan kata autis dalam guyonan sehari-hari yang menggambarkan seseorang dalam keadaan yang terlalu asik dengan dunianya sendiri.. mungkin itu ada benarnya.. Nah, untuk lebih jelasnya yuk kita ikuti perjalanan cerita tentang Autis..

Pada suatu hari.. Autis pergi ke pasar.. (oke, ga gini juga sih..) SERIUS. OKE..



Penderita autis memiliki beberapa karakteristik seperti kesulitan berkomunikasi dan bersosialisasi. Penderita autis tidak tahu bagaimana mengekspresikan kesenangan atau kesedihannya. Mereka juga tidak tahu caranya berkomunikasi. “Seorang anak penderita autis tidak tahu bagaimana cara memanggil ibunya, mereka akan menyakiti diri sendiri, memukul dirinya hingga ibunya datang, begitulah salah satu cara mereka memanggil ibunya,” ujar Roselyn. Menurut Roselyn, penderita autis seringkali berbicara dengan nada yang monoton dan tanpa ekspresi. Terkadang mereka mengulang-ulang perkataan orang lain yang mereka dengar, atau biasa disebut echolalia.

Selain lemah berkomunikasi, penderita autis seringkali bertingkah aneh seperti selalu mengulangi kegiatan yang sama setiap harinya. “Misalnya mereka memakai seragam sekolah. Pertama pakai baju, kedua pakai celana, ketiga pakai sepatu, selalu teratur karena mereka sulit meng-organize,” ujar Roselyn.
Roselyn juga mencontohkan, seorang muridnya yang menderita autis tidak memiliki ketakutan akan bahaya. “Seorang murid saya yang berusia dua tahun suka naik ke lantai empat, mencondongkan tubuhnya ke bawah, hanya untuk mendapatkan sensasi ngeri, dia tidak tahu itu bahaya,” ujarnya.
Selain itu, anak penderita autis juga memiliki obsesi berlebih terhadap sesuatu. Misalnya mereka terobsesi terhadap angka, maka mereka akan terus memperhatikan angka-angka, atau terobsesi terhadap tali, mereka akan memaimkan tali terus menerus. “Penderita autis juga peka terhadap sentuhan. Mereka bisa tersakiti hanya karena sentuhan kecil,” katanya.



Meskipun demikian, ada kelebihan unik yang dimiliki anak penderita autis. Mereka dapat mengingat informasi secara detil dan akurat. Ingatan visual mereka juga sangat baik dan mampu berkonsentrasi terhadap subyek atau pekerjaan tertentu dalam periode yang lama.
Anak penderita autis membutuhkan perlakuan khusus dan penanganan sejak dini. Ada beberapa penanganan yang dapat dilakukan seperti memberikan pendidikan khusus, occupational therapy seperti terapi untuk penderita stroke, terapi bicara dan terapi bahasa, terapi fisik dengan melatih
otot-otot mereka, applied behavioral analysis untuk membantu mengenal perilaku mana yang positif atau negatif, picture exchange communication system, yang merupakan metode belajar melalui gambar, mengekspresikan kata melalui gambar yang mudah ditangkap penderita autis.
TAK hanya anak normal yang berhak mendapat pendidikan, anak penyandang autis pun memiliki hak yang sama. Pemerintah malah mengimbau kepada para penyandang autis harus mendapatkan perhatian khusus.

Undang-undang mengatakan bahwa semua warga Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang sama. UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 mengamanatkan pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan bagi semua masyarakat. Direktur Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Departemen Pendidikan Eko Djatmiko Sukarso mengatakan, ”Pemerintah mengakui dan melaksanakan pendidikan khusus (PK) dan pendidikan layanan khusus (PLK) bagi penyandang autis,”sebutnya. Menurut dia, semua hal yang terkait dengan pembelajaran untuk anak-anak autis berpedoman kepada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).Namun begitu, Eko menyebutkan, Diknas memberikan kebebasan kepada masing-masing sekolah untuk menentukan kurikulum bagi penyandang Autis.Alasannya, karena setiap sekolah memiliki kebutuhan yang berbeda dalam mendidik penyandang autis.

Untuk memastikan penyandang autis mendapatkan pendidikan dengan kualitas yang baik, Diknas telah mengisyaratkan kepada semua sekolah autis di Indonesia agar tidak mempekerjakan guru yang tidak memiliki sertifikat yang terkait dengan penyandang autis. Penyandang autis harus mendapatkan perhatian yang khusus. Data yang dimiliki Departemen Nasional menyebutkan, jumlah penyandang autis yang mengikuti pendidikan layanan khusus ternyata masuk lima besar masyarakat.
Di Indonesia, sekolah yang khusus menangani autis hingga kini berjumlah 1.752 sekolah. Jakarta sendiri memiliki 111 sekolah untuk para penyandang autis. Sudah barang tentu kurikulum dan pendekatan yang diberikan sekolah berkebutuhan khusus ini pun berbeda dari sekolah pada umumnya. Psikolog dari sekolah khusus autis Mandiga Dyah Puspita mengatakan, kurikulum untuk autis, bahkan dibuat berbeda untuk tiap individu. Mengingat masing-masing individu memiliki kendala dan kebutuhan tersendiri. Misalnya ada anak yang butuh diajarkan komunikasi dengan intensif,ada yang perlu belajar bagaimana mengurus dirinya sendiri. Sementara ada pula yang perlu hanya fokus pada masalah akademis. Untuk itu,beragam terapi yang berbeda pun diberikan kepada anak-anak penderita autis.Kepala Sekolah AGCA Centre Bekasi Ira Christiana mengatakan, sekolahnya memiliki berbagai macam bentuk terapi bagi penyandang autis.
Di antaranya, terapi terpadu, wicara, integritas,dan fisioterapi.”Terapi apa yang diberikan tergantung dari kondisi anaknya,”katanya. Perlakuan terhadap penyandang autis di atas umur lima tahun, berbeda dengan penyandang autis di bawah umur lima tahun.Terapi penyandang autis di atas umur lima tahun lebih kepada pengembangan bina diri agar dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. ”Ini wajib hukumnya karena mereka sudah waktunya untuk sekolah,” ujar Ira. Jika penyandang autis yang berumur di atas lima tahun belum bisa bersosialisasi sama sekali,maka akan diberikan pelatihan tambahan yang mengarah kepada peningkatan saraf motorik kasar dan halus. Sebaliknya, penyandang autis yang sudah bisa bersosialisasi, maka akan langsung ditempatkan di sekolah reguler. Dengan catatan, mereka harus tetap mengikuti pelajaran tambahan di sekolah khusus penyandang autis. Penyandang autis di bawah lima tahun diberikan terapi terpadu seperti terapi perilaku dan wicara. Terapi perilaku bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan,meniru, dan okupasi.Terapi wicara dimulai dengan melakukan hal-hal yang sederhana, seperti meniup lilin, tisu, maupun melafalkan huruf A dan melafalkan konsonan. Bagi pelaku pendidikan yang berkecimpung dalam dunia pengajaran untuk anak autis ini mengaku, mereka mendapatkan kebahagiaan tersendiri bila melihat siswa didiknya ditempatkan di sekolah reguler.”Itu berati kami berhasil mendidik mereka (siswa) sehingga mereka dapat bergaul dengan teman yang normal,”kata Ira. Rasa senang tak pelak menghampiri Ira jika siswa didiknya mengalami kemajuan yang pesat. Seperti jika mereka mampu menyebut kata mama atau papa. Menurut Ira,kemajuan setiap anak berbeda, tergantung dari kemampuan mereka menerima rangsangan dari luar. Di tengah segala keterbatasan yang dimiliki, anak-anak berkebutuhan khusus pun memiliki bakat tersendiri. Di sinilah peran orang tua untuk melihat secara jeli bakat yang dimiliki anak.

Theresia Tristini menyadari bahwa putranya, Ryan, memiliki bakat melukis. Kendati penyandang autis,dengan lincah Ryan mengoleskan kuas di atas kanvas.”Lewat melukis,Ryan seakan mengomunikasikan pikirannya dan membuatnya menjadi ekspresif,”ujarnya. Menurut pelukis Alianto yang kerap mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus, pada usia lima tahun mereka sudah dapat diarahkan untuk melukis. Dan jika kemampuan itu terus diasah, dalam kurun waktu hampir empat tahun, para pelukis muda yang menyandang autis tersebut, telah dapat melukis dengan lebih baik. ”Tergantung dari si anak sendiri,” kata Alianto yang juga merupakan pemilik Rumah Belajar ini. Alianto mengaku, untuk membimbing anak-anak berkebutuhan khusus ini tidaklah mudah.Karenanya, membutuhkan pendekatan tersendiri agar si anak mau melukis dan dapat bekerja dengan fokus. ”Awalnya saya menyuruh mereka menggambar sebuah objek. Lalu saya bilang, ‘kalau hanya satu gambarnya kurang bagus’.Mereka lalu menggambar objek lain untuk melengkapi lukisan,”ujar Alianto. Alianto menambahkan, sebenarnya setiap anak yang sedang melukis, sebaiknya didampingi orang tua.Terlebih lagi mereka yang berkebutuhan khusus tersebut. Sayangnya, masih banyak orang tua dari anak berkebutuhan khusus ini, yang tidak memperhatikan pentingnya ihwal pendampingan tersebut dan hanya menyerahkan sepenuhnya kepada guru lukisnya. Hal ini dibenarkan ketua Yayasan Autisma Indonesia dr Melly Budhiman. Menurut dia, proses pendampingan tersebut bertujuan memberikan motivasi kepada sang anak dalam mengembangkan karya mereka. Bagi anak-anak berkebutuhan khusus ini,melukis bukan sekadar pemuas hobi. Lebih dari itu,melukis berfungsi sebagai terapi untuk melatih motorik si anak.

Kasih sayang serta kesabaran ekstra merupakan pendekatan yang kerap terabaikan dalam pendidikan anak autis di sejumlah klinik terapi. Karena upaya membentuk perilaku positif terhadap mereka tanpa sadar cenderung bernuansa kekerasan, maka anak menjadi trauma, takut mengikuti terapi, atau orangtuanya yang tidak terima.”Bahkan, terkesan pembentukan perilaku pada anak autis seperti mendidik perilaku hewan. Misalnya, menyuruh duduk dengan mata melotot, bentakan, teriakan. Kalau tidak menurut disentil, dijewer, dan tindakan kekerasan lain,” ungkap psikolog anak Dra Psi Hamidah MSi dalam seminar “Pendidikan Anak Autis dengan Pendekatan Humanistik” yang digelar Perhimpunan Autisme Indonesia pada Kongres Nasional Autisme Indonesia I di Jakarta, Sabtu (3/5). Autisme merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang berat atau luas, dan dapat terjadi pada anak dalam tiga tahun pertama kehidupannya. Penyandang autis memiliki gangguan berkomunikasi, interaksi sosial, serta aktivitas dan minat yang terbatas serta berulang-ulang (repetitif). Gejalanya misalnya, anak tidak bisa bicara atau terlambat bicara, bicara dengan bahasa yang tidak dimengerti, tidak mau kontak mata, tidak mau bermain dengan teman sebaya. Ada juga yang gemar melakukan aktivitas berulang-ulang tanpa mau diubah, terpukau pada bagian-bagian benda, seperti senang melihat benda berputar, jalan berjinjit, menatapi telapak tangan, serta berputar-putar. Hal tersebut membuat anak autis seperti hidup pada dunianya sendiri.Metode yang sering diterapkan untuk membentuk perilaku positif pada anak autis, yaitu Applied Behavior Analysis (ABA) atau metode bivavioristik yang dikenalkan Prof Dr Lovaas di Amerika Serikat. Metode bertujuan membentuk atau menguatkan perilaku positif anak autis dan mereduksi perilaku negatifnya. Namun, pada pelaksanaannya tidak jarang terapis menerapkannya dengan cara-cara yang relatif keras.”Memang benar harus tegas dan konsisten. Tetapi juga harus telaten, sabar, dan penuh kasih sayang. Prinsipnya mengajarkan dengan perasaan. Metode ABA sebenarnya tidak keras seperti itu. Dengan pendekatan lebih manusiawi, kita bisa membentuk perilaku positif pada anak autis,” kata Hamidah. Menurut dia, apa yang diajarkan terapis harus dilanjutkan orangtua di rumah. Tanpa peran orangtua itu bisa sia-sia. “Waktu di tempat terapi paling hanya empat jam. Sisanya ketelatenan dan kesabaran orangtua sangat amat penting demi kesembuhan dan perkembangan si anak,” tegas Hamidah.
Namun, sejauh yang diketahuinya biaya terapi di berbagai klinik terapi di Indonesia masih relatif mahal sehingga hanya mampu menjangkau kalangan mampu.

Oke, agak panjang dan lebih serius bukan!! Sekarang coba deh kita lihat dari perspektif yang lebih sederhana lagi. Penderita autisme itu ga mungkin cuma orang-orang mampu saja bukan? saya yakin banyak orang yang kurang mampu yang tidak dapat memberikan perawatan autisme terhadap buah hati mereka. Padahal jika telah terdeteksi sejak dini, dan dapat ditangani sejak usia awal pertumbuhannya makan penderita autisme masih memiliki harapan untuk dapat lebih maju dan berkembang dengan baik sesuai dengan kemampuan mereka. Bagaimanapun juga penderita autisme juga lah manusia, yang juga punya hak untuk dapat penghidupan serta pendidikan yang layak sesuai dengan kemampuan dasar mereka. 



Sebenernya saya dah punya ide ini dari SMP, ketika saya pertama kali mendengar tentang autisme. Tadinya saya pikir saya juga penderita autisme, karena saya memiliki beberapa karakteristik yang dimiliki oleh seorang penderita autisme, namun ternyata saya cuma seorang anak pemalas yang cuek hahah.. (kok jadi curhat gini) oke, kembali ke ide saya.. hehehe.. maap2.. 

Sayangnya saya bukan seorang anak pejabat yang kelimpahan dana bank century jadi saya ga mungkiin bisa langsung membangun sebuah sekolah TK dengan fasilitas lengkap ditambah uang saku untuk para murid (gile, itu dana bank century gede banget pastinya yah) haahha.. bodo ah.. yang pasti mungkin perjuangan saya bisa saya awali dengan hanya membuat tulisan tentang ide ini, sukur-sukur idenya dicuri sama orang kaya (dengan tujuan yang sama yah tentunya), jadi saya cuma sumbang ide ajah. Begini, menurut saya konsepnya cukup sederhana, dan langkah-langkah yang perlu dijalani tidak terlalu rumit. Pertama tentu kita harus membuat sebuah riset, mungkin tarikan sederhananya adalah tentang hubungan antara jumlah penderita autisme pada anak dengan ketersediaan lembaga-lembaga pendidikan yang khusus menangani masalah autsime, terutama pada anak. Hal ini menjadi perhatian banget buat saya. Karena saya tahu betul, biaya untuk terapi autisme itu ga murah.. oke, saya yakin ada yang murah, tetapi mungkin sosialisasinya belum berjalan dengan baik. Jadi banyak orang yang kurang paham tentang masalah ini. Hal ini menjadi masalah yang serius ketika kita meninjau dari sudut pandang ilmu komunikasi. Tapi kita ga akan membahas masalah itu, udah banyak orang yang jago soal itu. Saya cuma mau ajak temen-temen berpikir sederhana ajah, berpikir untuk bisa membantu sesama tapi ga sekedar membantu untuk menyumbang uang, tapi juga menyumbang pemikiran-pemikiran brilian yang temen-temen punya untuk membantu mewujudkan konsep ini.

Jadi saya tunggu ide-ide brilian temen-temen.. hehehe.. 

Minggu, 21 April 2013

KARTINI oh KARTINI

Sedikit berbagi cerita lagi, lumayan nih buat bahan bacaan dikala temen-temen lagi santai. hehehe.. iseng2 berhadiah! 

Pada tanggal 21 April, Belanda tidak memperingati hari Kartini, seperti di Indonesia. Namun demikian nama Kartini cukup dikenal di Belanda sebagai pejuang hak-hak perempuan. Bahkan beberapa kota Belanda memiliki nama jalan R.A . Kartini.

Di Utrecht Jalan RA Kartini atau Kartinistraat terletak di kawasan tenang dengan perumahan apik dan kebanyakan dihuni kalangan menengah. Jalan utama ini berbentuk 'U' yang ukurannya lebih besar dibanding jalan-jalan yang menggunakan nama tokoh perjuangan lainnya seperti Augusto Sandino, Steve Biko, Chez Geuvara, Agostinho Neto.

Di Venlo Belanda Selatan, RA Kartinistraat berbentuk 'O' di kawasan Hagerhof, di sekitarnya terdapat nama-nama jalan tokoh wanita Anne Frank dan Mathilde Wibaut.

Di Amsterdam, ibukota Belanda, juga mengabadikan nama penjuang hak-hak perempuan Jawa di abad 17 itu. Wilayah Amsterdam Zuidoost atau yang lebih dikenal dengan Bijlmer, jalan Raden Adjeng Kartini ditulis lengkap. Di sekitarnya adalah nama-nama wanita dari seluruh dunia yang punya kontribusi dalam sejarah: Rosa Luxemburg, Nilda Pinto, Isabella Richaards.

Paling menarik mengamati letak jalan Kartini di Haarlem. Di sana jalan Kartini berdekatan dengan jalan Mohammed Hatta, Sutan Sjahrir dan langsung tembus ke jalan Chris Soumokil presiden kedua RMS (Republik Maluku Selatan.).

Di Belanda, tanggal 21 April tidak ubahnya dengan hari-hari lainnya. Pasangan Peters yang tinggal di Kartinistraat di Utrecht tahu bahwa Kartini adalah seorang Jawa yang berjuang untuk persamaan hak wanita. Mereka juga tahu bahwa Kartini adalah wanita Jawa pertama yang menuntut pendidikan yang lebih tinggi. Ia menyayangkan bahwa Kartini meninggal pada usia yang terlalu muda. "Dia adalah pejuang persamaan derajat pria dan wanita. Sayang sekali dia meninggal pada usia muda," kata Peters. Selebihnya mereka tidak tahu bahwa tanggal 21 April adalah hari kelahiran pahlawan Indonesia ini.

21 April di Inggris
Hanya Inggris yang menjadikan tanggal 21 April sebagai hari besar. Bukan memperingati hari Kartini, tetapi merayakan hari kelahiran Ratu Elizabeth II. Ratu keturunan ke empat dari dinasti Windsor itu lahir pada 21 April 1926 di London. Ultah Ratu Britania, Elizabeth dirayakan dua kali setahun. Sekali di lingkungan keluarga pada tanggal 21 April, dan perayaan publik secara nasional pada bulan Juni, karena cuaca lebih baik dan panas. Ratu Inggris itu lahir 45 tahun setelah Kartini.

Salah Arti
Raden Adjeng Kartini lahir pada 21 April 1879 Jepara, Jawa Tengah dan meninggal pada usia 25 tahun. Ia berhasil menunjukkan pada dunia bahwa wanita pribumi jawa juga punya pemikiran-pemikiran dan pandangan yang maju. Salah satu buku karya RA Kartini ditulis dalam bahasa Belanda, "Door duisternis tot licht" diterjemahkan salah menjadi, "Habis Gelap Terbitlah Terang". Paling tidak itu menurut Dr. Liliek Suratminto, pakar Sastra Belanda di Indonesia. 'Door duisternis tot licht' menurut pakar budaya Belanda itu lebih cocok diartikan lain. "Jadi sebenarnya 'Melalui kegelapan menuju ke arah yang terang' kalau 'Habis Gelap Terbitlah Terang' itu lebih cocok sebagai slogan PLN (Perusahaan Listrik Negara red.)" Menurut Suratminto, sebenarnya tekanannya harus lebih pada perjuangan. "Terang itu didapat melalui jalan yang gelap dulu baru mendapat titik terang, itulah yang dicita-citakan Kartini," ungkap dosen Universitas Indonesia itu.

Sabtu, 20 April 2013

Wanita, Uang, dan Kartini

Survei menunjukkan setengah dari wanita Indonesia tidak memiliki rencana keuangan. Padahal wanita merupakan 'Direktur Keuangan' yang memiliki posisi paling penting dalam keluarga.

Padahal emansipasi wanita kini sudah menjadi hal yang tak terbantahkan lagi. Saat ini, semangat Kartini dicerminkan melalui peran wanita Indonesia dalam bentuk pergerakan hak dan keadilan yang diekspresikan di kehidupan ekonomi, sosial dan politik, namun untuk permasalahan keuangan, boleh dibilang para kaum hawa tidak memiliki kompetensi yang sepadan.

Hasil survey Citibank Indonesia dalam Citi Fin-Q (Financial Quotient) 2009 yang melibatkan responden wanita menunjukkan bahwa separuh wanita Indonesia tidak mempunyai rencana keuangan. Sebagian yang telah mempunyai rencanapun belum tentu melaksanakan rencana keuangannya.

Mengapa wanita Indonesia belum mandiri secara finansial? Berikut 5 alasan utama wanita belum mandiri secara finansial, seperti dikutip dari siaran pers Citibank, Selasa (20/4/2010).

1. Terbuai Asmara

Pada umumnya, saat memasuki jenjang pernikahan, wanita mempersilakan pria untuk bertanggung jawab soal keuangan. Banyak wanita yang diajarkan, bahkan bercita-cita untuk bergantung semata pada pasangannya. Kaum pria sering dianggap lebih memiliki kemampuan untuk memperoleh penghasilan dan bertahan dalam kondisi sulit (survive) sementara wanita tidak. 

Dalam beberapa kebiasaan ataupun tradisi yang dianut di Indonesia, wanita dituntut untuk menurut saja pada suami dengan imbalan proteksi dari segi keuangan. Ketergantungan ini membuat wanita tidak siap jika pasangan mereka kehilangan pekerjaan, mengalami kecelakaan, atau meninggal dunia – sehingga menyebabkan seorang istri harus mengasuh dan membesarkan anak seorang diri.

Untuk itu hidup di zaman sekarang, wanita semakin dituntut untuk mandiri dan saling mendukung dalam kehidupan berkeluarga. 

2. Terlalu Muda Untuk Menabung

Pada saat masih berusia muda, umumnya wanita tidak menaruh prioritas untuk menabung demi masa depan. Wanita lebih mementingkan pengeluaran untuk memperbaiki penampilan dan memperoleh hal-hal yang tidak dimilikinya saat masa kanak-kanak. Kecenderungan ini pada akhirnya menjurus pada kebiasaan belanja kompulsif. Dengan berjalannya waktu, jumlah pengeluaran semakin meningkat dan semakin sulit untuk menciptakan kebiasaan menabung.

Hal yang terbaik untuk mengajarkan nilai uang pada generasi muda adalah dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk mulai bekerja selepas usia remaja dan membiasakan mengelola keuangan pribadi.

3. Tergoda Belanja dan Terlilit Utang

Iklan dan promosi untuk kecantikan, fashion dan kebutuhan rumah tangga semakin meningkatkan selera belanja wanita. Hal ini membuat para wanita merasa bahwa mereka memiliki kendali terhadap pengeluaran, tetapi sayangnya belanja kompulsif ini semakin menggali utang lebih dalam.

4. Terintimidasi Sukses 

Walaupun tingkat penghasilan wanita cenderung lebih rendah daripada pria, kaum wanita terus memperjuangkannya di dunia kerja. Namun kesuksesan di dunia kerja dapat membawa keretakan pada hubungan rumah tangga. 

Wanita yang memiliki penghasilan lebih tinggi dari pasangan, tangkas menangani pengeluaran dan mengendalikan uang rumah tangga sering dianggap agresif dan tidak feminin baik di mata laki-laki maupun sesama wanita. Untuk menjaga hubungan rumah tangga, terdapat sejumlah wanita yang merelakan hak finansialnya demi keutuhan keluarga. 

5. Terdorong untuk Membantu Orang Lain

Wanita selalu mengutamakan suami, anak, orangtua, anggota keluarga bahkan orang-orang yang tidak mampu. Membantu orang lain memberikan rasa bermanfaat dan rasa senang karena telah berbuat baik pada orang lain. Terkadang wanita melupakan dirinya sendiri, sehingga pengeluaran untuk orang lain terus berjalan dan hal ini sangat berbahaya jika ia dan keluarga terlilit utang. 

Untuk melanjutkan semangat Kartini guna menciptakan kemandirian wanita Indonesia, maka seyogyanya wanita memperhatikan pengelolaan keuangan. Perlu dilakukan skala prioritas dalam mengatur pengeluaran sehari-hari, sehingga sebisa mungkin mementingkan fungsi daripada sekedar gengsi. 

Wanita juga perlu menanam kebiasaan menabung dan berinvestasi, menyiapkan dana darurat dan hidup seimbang dengan mementingkan kebutuhan pribadi dan keluarga. 

Kemandirian finansial bukan sebatas tidak bergantung pada pasangan, tetapi juga memahami bahwa wanita dapat mengelola finansial secara mandiri. 

Selamat Hari Kartini!

Kamis, 11 April 2013

Susahnya Nyari Duit (kalo gampang mah ga seru)

Sebenernya gue ga tau mau nulis apaan, dari tadi gue baca tulisan-tulisan gue (kesannya ada ratusan) dan ternyata tulisan gue itu semua ngga jelas! hahaha.. kebanyakan buah pikiran gue yang emang udah tingkat kabupaten dan kotamadya. Gue kerja di sebuah PR agency yang cukup ajaib sebenernya, kami se-kantor itu cuma 7 orang (terakhir sih dah nambah jadi 10 orang) dan klien serta project kami itu bener gila2an dengan superbrand nasional dan internasional menjadi klien2nya. Dan gue adalah satu-satunya manusia di divisi gue, yaitu digital PR (whatever that means) dan urusan gue belakangan adalah dengan temen-temen bloggers. dari segelintir yang gue ketemu, gue melihat kalo mereka actually do make a living out of it (blogging) dan bagus banget lho! bahkan ada satu blogger (yang katanya udah tingkat internasinal) men-charge cukup tinggi untuk satu blog post (+/- USD 500) buset dah itu dah gaji karyawan sebulan! dan dia bisa nge-blog dengan payment segitu minimal 4x se-bulan. KONYOL banget ngga sih! yah, sudah seperti itulah brand dan PR melihat potensi para bloggers ini, value mereka menjadi lebih besar di banding media cetak atau elektronik.

Selasa, 09 April 2013

KORUPSI PALING POSITIF SEMANA?

oke, ini sih cuma buah pikiran ajah, coz ngeliat kasus yang lagi seru (sampe cenderung ngebosenin) itu masih ajah bergulir seperti bola salju. gue coba menarik permasalahan ini dari kata kunci bertahan hidup. dari dulu banget sampe sekarang, kerjaan manusia itu cuma bertahan hidup. karena hidup itu menyenangkan, hidup itu penuh harapan, dan hidup itu, walau kadang menyebalkan, adalah perjuangan. jadi banyak orang memperjuangkan hidup dengan segenap jiwa dan raga. 

jurus-jurus bertahan hidup meliputi banyak hal, dari yang paling alamiah, hingga yang paling modern.. dari yang paling suci, hingga yang paling kotor. semua itu dilakukan manusia hanya untuk bertahan hidup. hmmm.. coba kita soroti permasalahan bertahan hidup dengan cara yang KOTOR.. hahaha itu cara yang (mungkin sekarang) paling banyak dilakukan manusia. mati-matian orang bertahan hidup, dengan menempuh segala resiko yang ada hanya untuk sebuah penghidupan yang lebih layak. tapi jika fungsinya sudah bergeser, dari sekedar menyambung hidup hingga menjadi memperkaya hidup, maka saya rasa semua sepakat untuk menyebut itu tindak kriminal, karena tidak adil. oke, ketidak adilan menjadi dasar lain dari permasalahan yang sedang kita telusuri ini. 

apakah anda pernah tahu gaji pegawai negri sipil golongan rendah hingga menengah? well, agak ironis memang, nilainya tidak lebih dari 2 juta. baik, jika dibagi 2 juta untuk penghidupan satu individu di kota besar seperti jakarta, mungkin bisa, namun itu juga masih pas-pas an. lalu bagaimana untuk penghidupan satu keluarga, 2 juta sajah apakah cukup? ya, jika anda tinggal di daerah dan tuntutan secara sosial dari orang2 sekitar tidak terlalu menjadi beban. namun jika anda tinggal di jakarta, sebut saja di daerah lorong-lorong sempit atau di pinggiran jakata, tuntutan tersebut menjadi sangat besar.. sebagai contoh, tetangga anda, yang rumahnya juga tidak lebih luas dari kontrakan yang sedang anda tempati, katakanlah demikian, hidup dengan pas-pas an namun memiliki seperangkat telpon genggam yang canggih, walau mungkin pulsanya minim, hingga anaknya pun tidak pernah melewati satu hari untuk tidak mengutak atik telpon genggam pribadinya. atau tetangga anda yang lain yang memiliki satu unit motor baru, yang bisa didapat hanya dengan membayar kurang dari Rp.500.000? mengapa semua itu dapat mereka miliki sedangkan anda tidak?

KORUPSI, mungkin kah itu jawabannya? belum tentu.. 


dalam tulisan saya yang berikutnya saya akan mencoba menjabarkan bagaimana mensiasati kondisi perekonomian kita dengan KORUPSI POSITIF. saya yakin anda penasaran. ini cuplikannya..



kita harus kembali ke konsep pemikiran awal, tentang KORUPSI POSITIF. KORUPSI POSITIF adalah kegiatan yang serupa dengan kegiatan korupsi, namun meiliki nilai lebih, sehingga nilai tersebut mendorong konsep KORUPSI ke arah yang rasiona, positif, dan membangun. aneh memang, oleh karena silahkan anda nantikan tulisan saya yang berikutnya. saya yakin anda akan terkesima, dan mejadi seorang KORUPTOR POSITIF. 

Senin, 08 April 2013

Live Blog at Starbucks

Entah kenapa STARBUCKS itu seperti punya magnet untuk manusia-manusia beriman lemah seperti saya. Saya selalu terpanggik untun menyeruput nikmat Americano atau Cafe Misto di sini. Padahal itu adalah minuman paling murah dan ga premium. But I like it. Rasa bersalahnya mungkin seperti makan Junk Food.

Hampir setiap hari saya menikmati indahnya aroma kopi STARBUCKS hampir di mana saja, baik di mall, kantor, dan bahkan di jalan TOL!! Seorang teman yang datang dari luar negeri cukup terkejut dengan layanan Starbucks drive thru (gimana kalo dia lihat pelayanan SIM dan STNK drive thru yah) anyway, STARBUCKS emang fenomenal banget. Mereka adalag toko dengan gerai terbanyak di dunia ke 2 setelah McD dan masih terus tumbuh. Kebayabg ngga betapa cintanya manusia terhadap kopi? Manusia bahkan sampai di titik dimana mereka tidak bisa berpikir tanpa kopi! Dorongan kafein itu terlalu dahsyat untuk dilewatkan. Untungnya saya tidak termasuk yang seperti itu hahaha..

Saya hanya menikmati sejumput kopi internasional ini kala saya merasa haus.. Haus IDE hahaha sama ajah ya.

Terima kasih

BONO, The Worlds Longest Surfing Wafe


lagi buka2 applikasi Ripcurl Bells Beach di iPhone gue, ternyata ada video tentang THE SEVEN GHOSTS RIVER. Pas gue buka, edaaaaann.. ternyata itu tentang surfing di sungai! Dan dimana lagi kalo bukan di Indonesia. Letak persisnya di sungai Kampar, Riau. Panjang ombaknya bisa sampe 7 Kilometer, dan durasi ombaknya bisa dari 35 menit (paling pendek) sampe 2 JAM! (Two freaking hours, while ocean wave lasts only about 30 seconds). Airnya cokelat susu, dan di barrelnya itu GELAP GULITA karena airnya yang sangat pekat. Ombak itu sama warga setempat dikasih nama BONO, secara gampang sih Bono itu artinya kaya kalo kita lagi cerita tentang sungai itu dan lawan bicara ga percaya, kita akan bilang "Bono!!!". 

Awalnya yang "surf the wave" justru perahu2 kecil lokal, awalnya ga sengaja, mereka lagi di tengah sungai tiba2 Bono dateng, dan bukannya kesapu ombak mereka malah menaiki ombak dan menikmatinya! Itu surfing yang primitif sih, but its surfing! Udah ada banyak banget surfer asing (well mostly endorsee-nya Ripcurl) yang menyicipi gelombang Bono, dan mereka freak out abis! But the enjoyed it. Mereka bener2 ga pede dan ciut pas liat ombaknya...!!! tapi itu justru bikin mereka ketagihan.  

oh iya, sebelum lupa. Gelombang Bono ini tercipta karena pertemuan arus laut china dan selat malaka. Gelombang Bono ini bukan sesuatu yang (seharusnya) menjadi mainan, karena kekuatannya sungguh sangat dahsyat, sering digambarkan bagaikan Tsunami kecil. Bahkan dikabarkan bahwa Bono ini bisa menghancurkan kapal, bahkan kapal besar, yang dilewatinya. Disarankan apabila bertemu dengan Bono, lebih baik kapal anda mencari perarian yang lebih dalam, atau pergi menuju sungai2 kecil di sekitar sungai kampar. Asli, bisa ancur lu sob!! 

Tapi mungkin ini bisa jadi tujuan wisata yang menegangkan dan sangat menguras adrenalin! Jadi silahkan deh yang skill surfingnya udah intermediate atau udah advance (pro) kalo mau menguji nyalinya dateng ajah ke sana. Gue belum dapet info untuk akomodasi dan lain2nya untuk menuju dan di sana, nanti kalo udah ada info gue tambahin deh. 

Album Incognito

Fun and Groovy..

Mungkin terdengar agak tacky tapi memang itulah yang saya rasakan saat saya mendengar lagu-lagu di album Incognito ini. Dan lagu yang langsung menusuk benak saya adalah lagu "Hard To Say Goodbye" yang memang merupakan lagu andalan Incognito di album ini. Klip pertama yang di-launch juga merupakan klip dari single ini. Susunan vokalis yang memang memberikan nuansa baru dan khas dalam album ini, Mo Brandis, Vanessa Haynes dan Natalie Williams adalah dua penyanyi kulit putih dari Inggris dengan kualitas vokal yang prima dan sangat soulful. Saking penasarannya dengan kualitas dari dua vokalis itu saya sempat browsing untuk mencari tau siapa sebenarnya mereka. Saya mengawali dengan Mo Brandis, ternyata Mo adalah seorang penyanyi, musisi, dan produser. Di Youtube, Mo sudah banyak mengeluarkan video resmi baik bernyanyi solo di studio rumahan atau di studio besar. Selain itu setelah saya telusuri banyak juga yang mengunggah video-video  Incognito tampil bersama Mo di beberapa event, yang salah satunya dan membuat saya tertarik adalah tampil di BB King's Blues Club New York karena ini adalah salah satu klub ter-elit di dunia. Mo Brandis sungguh dapat menunjukkan kelasnya dengan baik di klub ini. Adapula beberapa klip lainnya yang menunjukkan performa ciamik dari ketiga vokalis powerful ini. Agak berbeda dengan karakter vokalis sebelumnya seperti Toni Momrelle yang berkarakter lebih "STEREO".

Well, semoga album "ASLI"-nya dapat segera keluar di pasaran sehingga semua bisa menikmati indahnya acid jazz Incognito yang melelehkan hati, jiwa, dan pikiran.

Terima kasih

Etika Profesi Dan Wawancara Kerja


Permasalahan etika dalam wawancara kerja terkadang menjadi sebuah dilemma, dimana banyak artikel atau diskusi yang terlalu terkesan menyudutkan posisi si pelamar sebagai orang yang membutuhkan. Hal ini menjadi menarik buat saya ketika yang saya alami di kenyataan adalah kondisi di mana yang justru perlu untuk ditelaah lebih lanjut tentang etikanya adalah sang pewawancara, yang merupakan perwakilan perusahaan. Lebih lanjut saya akan share dalam sebuah cerita yang dialami oleh partner saya.

Sekitar 5 bulan lalu salah satu perusahaan retail terbesar di Indonesia, METRO, membuka lowongan untuk posisi Social Media Cordinator untuk group Metro Departement Store. Lalu partner saya, yang juga merupakan founder dari Greenmind Social Media Agency, tertarik untuk mencoba melamar pada posisi tersebut. Lalu setelah beberapa hari dipanggilah dia untuk sebuah sesi interview di kantor Metro Dept. Store di Mall Pondok Indah 1. Seperti halnya kantor-kantor dept. store lainnya, kantor Metro Dept. Store ini juga terbilang agak kurang representatif. Posisinya yang dibelakang seolah-olah kita sedang berurusan dengan bagian gudang. Dengan langkah tegap partner saya datang untuk memenuhi panggila interview tersebut. Melewati tangga, dan lorong-lorong akhirnya ia tiba di meja security, yang entah mengapa menurut partner saya melihatnya agak sedikit melecehkan (baca: menggoda), dengan kata-kata yang agak kurang etis. Hal ini mungkin karena memang banyak yang melakukan wawancara kerja di kantor tersebut adalah untuk posisi SPG staff atau SPB staff. Berhubung partner saya ini seorang wanita, makan kemungkinan si satpam berasumsi bahwa ia adalah seorang SPG yang hendak melakukan interview kerja. Pada panggilan pertama ia ditemui dengan seorang manajer HRD. Dalam wawancara tersebut lebih banyak membahas soal teknis administrative pekerjaan sebagai karyawan Metro Dept. Store. Dan sang manajer HRD juga mengakui bahwa ia kurang paham masalah Social Media, dan menyerahkan kepada user, yang merupakan seorang kewarganegaraan asing pada sesi wawancara berikutnya. Setelah selesai wawancara sesi pertama tersebut, ia harus menunggu kurang lebih sebulan untuk sesi wawancara sesi kedua dengan seorang expat yang sepertinya cukup memahami permasalahan Social Media dan PR. Hingga hari yang dinanti pun tiba, partner saya tiba di kantor yang sama sekitar sebulan kemudian untuk wawancara tersebut. Dan kedaan yang sama pun dialami olehnya, mulai dari kegenitan satpam hingga sambutan yang sangat kurang etis oleh bagian front desk. Kondisinya saat itu partner saya ini sedikit terlambat (12 menit) dari jadwal (pukul 14.00). Dengan nada yang kurang menyenangkan sang penerima tamu berkata “jadwalnya jam 2 yah?? Kok terlambat?” lalu partner saya menjawab dengan nada yang agak sinis “saya ditahan oleh satpam untuk urusan KTP dan lain-lain, lalu saya harus naik tangga ke lantai ini, lalu sebelumnya dengan terpaksa saya harus ke toilet, dan saya telat 12 menit. IS THAT A PROBLEM WITH YOU?”. Karena memang, harus diakui, posisi si penerima tamu itu tidak selayaknya menanyakan perihal keterlambatan, karena memang partner saya tidak sama sekali ada urusan dengan si penerima tamu tersebut. Dan sangat tidak sopan dan tidak etis untuk bertanya hal tersebut kecuali memang keterlambatannya hingga berjam-jam. Inilah salah satu permasalahan pelayanan dan public speaking yang menurut saya terlalu mudah untuk diacuhkan sehingga banyak orang tidak sadar akan pentingnya kualitas pelayanan.
Lanjut ke proses wawancara: yang seharusnya wawancara itu dengan seorang expat dan pada undangan wawancara tersebut partner saya diharuskan untuk mempersiapkan diri untuk sebuah sesi wawancara dengan seorang warga Negara asing dan berwawancara dalam bahasa inggris.  Namun saat berada di ruang wawancara ada tiga orang wanita dan ini membuat partner saya cukup terkejut karena ia memang mempersiapkan untuk wawancara ini dengan baik, termasuk untuk soal berbahasa inggris yang baik dan benar dalam kaidah bisnis. Yang terjadi adalah, sebuah sesi wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan yang sangat tidak bermutu dan seolah-olah terkesan menguji nalar partner saya. Yang mana partner saya adalah seorang social media strategist yang memang sudah cukup berpengalaman dengan proses social media activity untuk beberapa brand fashion lokal, dan sebelumnya ia juga merupakan seorang Fashion and Beauty editor untuk majalah-majalah fashion terkemuka di Indonesia, mulai dari group Femina, MRA, Female, bahkan hingga Kompas-Gramedia group dan Mahak Media. Ketika yang dihadapi dalam wawancara tersebut hanyalah orang-orang yang sangat tidak kompeten maka partner saya merasa bahwa ini seperti sebuah pelecehan terhadap profesi dan proses wawancara kerja. Untuk seorang professional seperti partner saya sudah selayaknya mendapatkan kesempatan untuk sebuah sesi wawancara dengan user yang memang mengerti betul tentang bidang pekerjaan yang akan dilakukan. Namun yang terjadi muncullah pertanyaan-pertanyaan konyol yang memang tidak ada hubungannya dengan social media strategy, dan seolah-olah tiga orang pewawancara itu berusaha keras untuk melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang terkesan menjebak namun ternyata hanya sebuah pertanyaan yang tidak jelas apa. Sungguh hal ini terasa semakin ironis ketika tiba di pertanyaan terakhir dalam wawancara, yang seharusnya serius, ini yaitu “Dalam kehidupan ini, jika kamu dapat memilih untuk mendapatkan satu hal, apapun itu, apa yang akan kamu pilih”.. dilanjutkan dengan selingan pernyataan “jangan minta jodoh ya.. hahahaha (tertawa garing)” what kind of question is that?  Mungkin untuk wawancara tingkat staff pertanyaan itu terdengar psikis dan menjebak, namun yang ada justru pertanyaan itu terdengar bodoh ketika dilontarkan saat mewawancara seorang professional. Karena harusnya pada proses wawancara seperti ini yang menjadi pembahasan hanyalah berkutan pada masalah teknis, strategis, dan action plan, yang mana itu tidak dapat terpecahkan dalam wawancara ini karena memang si pewawancara juga tidak mengerti sama sekali soal social media activity. So,  inilah masalah berikutnya dalam hal social media activity, dimana banyak perusahaan, atau karyawan perusahaan, yang merasa mengerti tentang social media activity padahal mereka tidak ad aide sama sekali tentang prosesnya, teknisnya bahkan hingga filosofi dan analisisnya. Dan ironisnya hal ini berujung pada sebuah kesimpulan yang miris bahwa social media HANYALAH sebuah aktifitas menyenangkan di internet dan tidak ada tujuan untuk socializing the company sama sekali. Banyak perusahaan juga yang berkoar membuka peluang kerja di Indonesia dengan iklan yang berbunyia kurang lebih demikian : DICARI SOCIAL MEDIA SPECIALIST, PENGALAMAN 3 TAHUN. Pada faktanya social media activity di Indonesia baru terjadi kurang lebih 1,5 tahun belakangan. Bahkan intensitasnya baru terjadi pada akhir 2011. Jadi untuk menemukan seorang expert di bidang social media dengan pengalaman  3 tahun merupakan hal yang sangat sulit dan bahkan tidak ada. Hal ini pernah saya bahas dengan seorang sahabat saya yang juga seorang social media strategist dari sebuah website terkemuka di Jakarta, dan beliau pun berpendapat sama dengan saya. Lalu saya juga sempat berdiskusi dengan seorang digital media marketer dari sebuah advertising agency internasional yang berkantor di Jakarta, dan beliau juga berpendapat sama. Social Media kemudian menjadi terlalu jenuh, dimana sudah terlalu banyak pihak yang ingin berbagi kue yang sama, sementara kuenya tidak berubah ukuran. Ya memang tulisan saya ini jadi merembet kemana-mana hahaha.. karena memang sudah terlau banyak hal yang harus diluruskan di negeri ini, sehingga jika kita berbicara tentang satu masalah, maka masalah lainnya senantiasa mengikuti dan mencuat ke permukaan. Ironis.

Jadi kembali ke permasalah etika wawancara kerja, ada baiknya jika pada proses wawancara kerja, si pewawancara juga bisa menghargai waktu yang sudah diluangkan oleh si terwawancara. Terlebih jika proses wawancara ini melibatkan seorang professional yang tentu terkadang tidak punya banyak waktu. Seperti pembatalan sepihak secara tiba-tiba atau sudah mendekati hari-H sebaiknya dihindari dan pewawancara sebaiknya bisa lebih arif dalam mengatur jadwalnya. Tetapi tidak juga serta merta menyerahkan tanggungjawab wawancara ke bawahan atau orang yang sesungguhnya tidak memahami betul konteks dari pekerjaan yang bersangkutan.

Pengalaman lainnya adalah ketika saya hadir untuk sebuah sesi wawancara di sebuah perusahaan penyiaran yang berkantor di kawasan CIKARANG. Saat itu saya diundang untuk sesi wawancara untuk posisi media relation manager. Ya, posisinya adalah manager, jadi tentu saya tidak berharap sebuah sesi wawancara ecek-ecek. Saya tiba di kantor setelah menempuh kurang lebih 1,5 jam perjalanan dari Jakarta ke Cikarang pukul 10.00. lalu saya ikut registrasi untuk sesi wawancara, dan dilanjutkan dengan proses psycho test di sebuah ruangan dengan 3 kandidat lain. Dan ternyata kandidat lainnya untuk posisi yang berbeda. Setelah itu saya melakukan sebuah sesi wawancara dengan sorang HRD staff di ruangan tersebut. Lalu setelah itu saya dan kandidat lain diminta untuk menunggu sembari istirahat makan siang di kantin untuk panggilan berikutnya. Dan panggilan itu datang tepat pukul 2 siang. Ya, SANGAT LAMA. Lalu saya dipanggil untul wawancara dengan staff HRD lagi di ruangan yang berbeda. Lalu diujung wawancara itu si staff HRD ini berkata ada satu lagi wawancara terakhir dengan user yaitu seorang manager. Maka saya menunggu, lalu kemudian muncul informasi terkini dari si staff HRD yang berkata, si manager sedang RAPAT dan kami dimohon untuk menunggunya. Kondisinya saat itu sudah pukul 4. Lalu dengan langkah tegap saya hampiri si staff HRD itu dan berkata “mba, mending untuk saya di-reschedule ajah deh. Saya sudah seharian di sini dan saya masih harus nunggu yang interview saya rapat sampe jam berapa ga jelas. Atau sekalian saya mundur ajah deh. Terima kasih banyak”. Yang saya rasakan adalah, si manager ini kurang bisa menghargai waktu, terutama waktu orang lain. Saya dan kandidat lainnya sudah meluangkan begitu banyak waktu untuk sesi wawancara ini dan si pewawancara justru tidak hadir dengan alasan rapat. Buat saya itu cukup konyol, karena untuk wawancara ini saya sudah diundang kurang lebih 3 minggu sebelumnya, jadi seharusnya jadwal untuk si pewawancara ini sudah fixed. Memang kita tidak pernah tau  apa yang akan terjadi kedepan, namun dari sini saya juga bisa menyimpulkan bahwa perusahaan ini bukanlah perusahaan yang bisa menghargai pekerjanya. Karena menurut saya, dan saya pernah berada di posisi sebagai pewawancara, pewawancara harusnya sudah meluangkan jadwal untuk sesi wawancara dan harus bisa menunjukkan komitmen pada jadwal tersebut kecuali untuk force majeur dan tentu para pimpinan perusahaan bisa mengerti akan kondisi ini. Namun sayangnya masih begitu banyak perusahaan yang tidak sadar akan hal ini. Inilah salah satu penyebab semakin lebarnya gap antara pemberi pekerjaan dan pencari pekerjaan. Dimana sekarang kondisinya sudah sangat sulit bagi perusahaan untuk mencari pekerja yang memang sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhannya. Dilematis memang.

Ya, ini hanya sekedar uneg-uneg saya sebagai seorang pekerja. Semoga ada yang membaca dan sedikit tergelitik untuk tertarik akan hal ini. Maaf tulisan saya tidak rapih, harap maklum karena saya sudah sangat lama sekali tidak menulis.  

Sekian.

Terima kasih. 

Ahok, Perjuangan Di Balik Layar

Menurut saya Ahok adalah sesosok manusia pilihan yang terpilih untuk bersama Jokowi memipin Jakarta. Jakarta jika diibaratkan adalah sesosok anak kecil yang nakal, semakin keras usaha untuk membentuknya, makan semakin liat dan sulit ia terbentuk. Yang dilakukan Jokowi dan Ahok adalah merupakan perwujudan dari pendidikan yang tegas, lugas, namun juga di saat yang bersamaan lembut. 

Tulisan ini terinspirasi dari tulisan yang saya baca di blog salah seorang bloggers yang juga merupakan wartawan dari sebuah media yang memang setiap hari mengikuti gerak-gerik Jokowi dan Ahok, terutama Ahok atau juga akrab dipanggil Daddy Bas atau kokoh. Begitu banyak hal yang diceritakan tentang Ahok, ada pula kisah-kisah yang berbau SARA. Hal ini sungguh tidak berprikemanusiaan. Contohnya seperti yang dilakukan oleh seorang Pengacara muda yang entah dia berbakat atau tidak, yang juga memiliki spesialisasi dalam berhubungan dengan wanita lebih tua. Oke, cukup tentang manusia "lontong" itu. 

Ahok ternyata juga berasal dari keluarga yang cukup beragam, bahkan ada kakaknya yang merupakan seorang muslim dan sudah menjadi pemuka agama yang cukup disegani. jadi jika ada mengangkat isu sara untuk menjatuhkan Ahok adalah hal yang cukup konyol sebenarnya, makanya ia selalu menanggapi dengan senyum atau tertawa. 

belakangan sosok ahok agak kurang terekspos, yang mana menurut saya ini adalah hal yang bagus karena akhirnya beliau bisa bekerja lebih fokus dan dapat memberikan solusi terbaik untuk Jakarta. Mulai dari masalah administratif yang masih kacau, sampe urusan lalu lintas yang semrawutnya sudah sangat melegenda.

yah, inilah Jakarta, kota penuh impian dan IMPLAN (hahahah), kota yang selalu berwangikan harapan bagi kebanyakan warga negara ini. Syukurnya kota ini sekarang dipimpin oleh dua orang negarawan tangguh yang tidak tanggung-tanggung dalam mengurus dan tidak sungkan-sungkan dalam membantu. tidak perlu pemberitaan heboh, hanya aksi dan tindakan yang terencana sudah cukup untuk Jakarta.

Terima kasih Jakarta

PETUALANGAN (sambil) SERINGAI


Salah satu hal yang menurut gue membedakan liburan dengan petualangan adalah, pada saat liburan, semua sudah terencana, well kecuali ada force majeur lah yah, sedangkan jika kita berpetualang, kadang kita ngga tau apa yang akan kita hadapi di tiap jengkal jarak yang kita tempuh. Malah, kadang tujuannya sendiri tidak terlalu jelas, karena yang penting adalah perjalanannya buka tujuannya, itu seni dari berpetualang... 

oke, cukup soal teori petualangan bla bla bla preett... gue ada cerita (yang mungkin) menarik.. Begini ceritanya;
Waktu itu kami ber 6 (gue, Ade, Aji, Sherly, Abe, dan Ino) berencana untuk liburan, yang akhirnya malah jadi berpetualang (baca=nyasar). Tujuan awal kami adalah obyek wisata yang lagi hits banget dikalangan anak muda, orang tua, dan banci taman lawang (ya, ga juga lah yah) yaitu THE GREEN CANYON dan PANTAI BATU KARAS. Bermodal nekat, denger-denger cerita orang, dan perangkat (yang seharusnya) canggih (iPad, iPhone, Onyx2 dengan GPS terbaru) kami berangkat menuju obyek tersebut. Perjalanan cukup lengang mengingat long weekend di depan kami, sampai akhirnya kami tiba di daerah Malangbong, dimana terjadi antrian yang sangat panjang (sampe ga keliatan ujungnya sob! sumppah). Kabar yang gue baca di twitter adalah, ada perbaikan jalan (tau gitu mending ga usah dibenerin tuh jalan), lalu dari sopir bus yang datang dari arah yang berlawanan, informasinya beda lagi, sekarang macetnya karena ada mobil tronton terbalik. Dan sampe detik ini saya bener-bener ga tau mana info yang bener. But I don't care.. lalu dengan sigap, gue puter balik tuh mobil, balik lagi ke arah garut. Dengan bantuan mbah Google Map kami tiba di kota garut, udah pagi tuh. Google map bilang, kami harus ngikutin jalan terussssss.... dan pilihan jalan terdekat adalah melewati kawasan pegunungan, daaan kami ikuti petunjuk mbah google. Sampe di daerah yang namanya Manonjaya (aneh yah), petunjuknya dah bener banget, sampe akhirnya mbah google bilang kita harus belok kanan, DAAAAAAAN belok kanan itu artinya kita harus NABRAK RUMAH ORANG alias GA ADA JALANNYA!!! Ok, berhubung iman masih kuat, kami memutuskan untuk berhenti sejenak dan berdoa bersama (ga juga sih), kita NEKAD untuk menempuh jalan alternatif karangan bebas kami sendiri.. yang akhirnya pun kembali ke jalur yang dititahkan mbah google (yay!). Jalannya membelah gunung dan bukit, ga yakin juga nama daerahnya yang pasti kami jalan terrrrrrruuuuuuuusssssssssssss sampe berjam-jam dan kami akhiirnya mulai mual, dan akhirnya memutuskan untuk berhenti dan foto2 (entah apa hubungannya sama mual2 gue juga ga ngerti)
Langitnya cerah banget tuh, asumsi gue pribadi sih kita udah deket laut, "i can smell the ocean from here" dan dari sejak gue ucapin kata-kata itu, kita baru ketemu laut sekitar 4 jam kemudian. WE ARE PRACTICALLY LOST, tapi ga peduli, karena apa????? KAMI BERPETUALANG!!!! (nyeneng2in hati ajah, padahal mah udah stress). Sebenernya view  yang kami dapet cukup lumayan untuk mengobati mata yang udah mulai perih menatap jalan. Tiba lah kami di daerah yang bernama CIKATOMAS (damn!! menurut gue ini adalah nama daerah dengan kata depa "CI" yang paling bagus se-PULAU JAWA. Terdengar seperti sebuah brand wine tradisional gitu ga sih (ga yah.. ), sambil nyetir gue mengkyahal tentang sejarah nama cikatomas. 



Teori gue, Cikatomas berasal dari nama sepasang kekasih yang cintanya tidak direstui orang tua, lalu mereka kabur ke daerah ini, lalu di desa ini mereka merajuta cinta kasih yang indah, dimana mereka berkebun dan membangun desa ini menjadi salah satu sentrak kekuatan ekonomi di Asia Tenggara (ga segini juga sih)



OKEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE.... Lanjut. 


akhirnya, AKHIRNYA!!! kami berjumpa dengan pesisir pantai selatan! (langsung berasumsi kalo Batu Karas udah deket) kami lanjutkan perjalan, melewati jalan yang bener2 menyisiri pantai selatan. Jalannya agak rusak, tapi masih bisa dilewatin sama mobil kami, sepanjang jalan banyak lokasi pertambangan pasir yang awalnya gue pikir pasir biasa, ternyata itu pasir besi. KATANYA sih penambangan itu ilegal, karena sebenernya pasir besi itu gunanya untuk menahan  abrasi laut, karena pasir besi tidak akan terbawa ombak kembali ke laut. but what do they care, Pasir2 itu katanya langsung diekspor. Belom pernah ada yang bisa "mengusik" ketentraman pengusaha2 ini untuk meggerus pantai selatan tercinta kita, yaaahhhh.. no komen deh soal ini. Anyway, perjalanan kami lanjutkan, hingga akhirnya secara tidak sengaja gue melihat sebuah papan billboard yang udah usang banget, tulisannya "OBYEK WISATA PANTAI TAWULAN", hmmm.. entah kenapa kaya ada yang menarik tentang pantai ini, dan berhubung gue yang nyetir jadi yaaaaaaaa... gue belok dehhh heheheheh.. jalan masuknya langsung nanjak, trus drop turunan terjal, dan gue bertanya pada diri gue sendiri "ini kah rasanya cinta... oh ini kah cinta.... " eh, bukan itu, "hmm.. ini pantai tapi kok jalannya nanjak terus yaahhh.. apa dari tadi gue jalan dibawah laut???? NGERI". Sampai akhirnya tiba di sebuah lahan parki seluas ga lebih dari setengah lapangan bola. Dikelilingi banyak pohon sejenis pandan tapi tingginya mencapai 3-5 meter (dan katanya itu tumbuhan endemik daerah pantai karang tawulan. Fasilitasnya sih sangat memadai, GA LAH, ancur malah.. banyak coret2an di mana2, tapi untungnya ga banyak sampah beredar. setelah kami turun dari mobil, padangan saya langsung menuju ke sebuah gardu pandang (yang ga tau, artinya menara tinggi tempat liat2), gue langsung bergegas naik ke sana, barengan sama Aji, dan gue pun menganga.... karena itu sangat bagus banget! gila, hampir sama kaya tanah lot di bali! sangat indah banget gugusan karang yang melapisi bibir pantai, terukir indah oleh hempasan ombak. Ino, yang udah berinisiatif membaca lingkungan langsung mengajak kami turun ke pantai. karena posisi kami di tebing, kami harus menuruni anak tangga ke bawah, sekitar 30 meter. Yang sudah menanti di bawah adalah sebentuk pantai bersih berpasir hitam dengan hamparan karang yangg sangat alami dan indah! Inilah surga yang tersembunyi.. 
 
Gue pribadi sih merasa ga menyesal sama sekali udah nyasar ga karu2an gitu, kebayar banget dengan spot yang begitu mayestik seperti ini. Sayang saat itu cuaca sedang kurang bersahabat, tapi untung cuma mendung sih, karena pasti kalo matahari cerah pasti lebih keren lagi tuh. 

setelah puas main di pantai kami pun melanjutkan perjalan ke arah batu karas, yang ternyata masih sekitar 26 KM lagi.. yaaahh.. inilah petualangan..